
TAKBIRAN. gosultranews (Sabtu, 29/03/2025) – Betapa indahnya ketika akhir Ramadan disambut dengan gema takbir. Malam takbiran tiba, membawa nuansa yang begitu syahdu. Suara takbir menggema di seluruh penjuru, mengalun merdu dari masjid-masjid, surau, hingga sudut-sudut kota. Langit malam seakan ikut bersuka cita, dihiasi gemerlap cahaya lampu dan lentera yang menambah kehangatan suasana. Hati setiap insan bergetar, meresapi makna kemenangan setelah sebulan penuh menahan diri dan memperbanyak kebaikan.Takbiran adalah tradisi penting dalam budaya Islam di Indonesia yang menandai akhir bulan Ramadan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini melibatkan pengucapan kalimat takbir secara bersama-sama, baik di masjid, mushola, maupun dalam bentuk pawai keliling. Takbiran menjadi ekspresi kegembiraan umat Muslim setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa.

Mengutip Kumparan, takbiran merupakan tradisi penting dalam budaya Islam di Indonesia yang dilakukan pada malam sebelum Hari Raya Idulfitri dan Iduladha. Kegiatan ini melibatkan pengumandangan kalimat takbir sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT dan ungkapan rasa syukur atas pencapaian ibadah yang telah dilaksanakan. Tradisi takbiran telah menjadi bagian integral dari perayaan hari raya di berbagai daerah di Indonesia, dengan variasi pelaksanaan yang mencerminkan kekayaan budaya lokal.
Asal-Usul dan Makna Takbiran
Secara etimologis, “takbiran” berasal dari kata “takbir” yang berarti pengagungan kepada Allah dengan mengucapkan “Allahu Akbar” (Allah Maha Besar). Tradisi ini didasarkan pada anjuran dalam Islam untuk memperbanyak takbir pada malam Idul Fitri sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan selama Ramadan. Dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 185 menyebutkan pentingnya mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya dan bersyukur atas nikmat tersebut.
Tradisi takbiran berakar dari masa Rasulullah SAW setelah disyariatkannya Idulfitri dan Iduladha pada tahun kedua Hijriyah. Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk mengumandangkan takbir pada malam sebelum hari raya sebagai bentuk rasa syukur dan pengagungan kepada Allah SWT. Takbir dilakukan sejak malam hingga sebelum pelaksanaan salat Id, baik di rumah, masjid, maupun di jalanan.
Pelaksanaan Takbiran di Indonesia
Malam takbiran menjadi momen bagi umat Islam untuk berkumpul dan merayakan datangnya hari kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Kegiatan ini sering kali diisi dengan pawai keliling, penggunaan alat musik tradisional seperti bedug, serta berbagai pertunjukan seni dan budaya. Di Indonesia, takbiran dilaksanakan dengan berbagai cara yang mencerminkan keragaman budaya di setiap daerah:
- Takbiran Keliling: Masyarakat berkeliling kampung atau kota sambil mengumandangkan takbir, biasanya diiringi alat musik tradisional seperti bedug. Tradisi ini memperkuat rasa kebersamaan dan mempererat tali silaturahmi antarwarga.
- Pawai Obor: Di beberapa daerah, takbiran dilakukan dengan membawa obor sambil berjalan bersama-sama. Cahaya obor melambangkan semangat dan kegembiraan menyambut hari kemenangan.
- Festival Takbiran: Beberapa komunitas mengadakan festival dengan menampilkan berbagai kreativitas, seperti lomba bedug, pertunjukan seni, dan dekorasi kendaraan hias yang digunakan dalam pawai takbiran.
Ragam Tradisi Takbiran di Berbagai Daerah
- Meugang (Aceh): Tradisi menyembelih hewan seperti kambing atau sapi yang dilakukan tiga kali dalam setahun, termasuk menjelang Idulfitri. Daging yang dimasak kemudian dinikmati bersama keluarga dan dibagikan kepada mereka yang kurang mampu sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan.
- Pawai Kendaraan Hias (Sumatera Utara): Di Kabupaten Asahan dan Kota Medan, masyarakat mengadakan konvoi kendaraan yang dihias dengan berbagai pernak-pernik khas Lebaran. Kegiatan ini melibatkan pengurus masjid, perwakilan kelurahan, dan desa, yang bersama-sama mengarak kendaraan hias sambil mengumandangkan takbir keliling kota.
- Ronjok Sayak (Bengkulu): Masyarakat suku Serawai di Bengkulu menyusun batok kelapa hingga setinggi satu meter di halaman rumah, kemudian membakarnya pada malam takbiran. Tradisi ini melambangkan ucapan syukur kepada Tuhan dan sebagai sarana mengirim doa untuk arwah keluarga yang telah meninggal.
- Grebeg Syawal (Yogyakarta): Keraton Yogyakarta mengadakan tradisi Grebeg Syawal dengan menyusun gunungan yang terdiri dari hasil pertanian dan perkebunan. Gunungan ini diarak dari keraton menuju Masjid Agung dan kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol rasa syukur dan berkah.
- Meriam Karbit (Pontianak): Di Pontianak, Kalimantan Barat, tradisi Meriam Karbit dilakukan dengan menyalakan meriam yang menghasilkan suara ledakan menggelegar di pinggiran Sungai Kapuas. Tradisi ini bertujuan untuk mengusir roh jahat dan menyemarakkan malam takbiran.
- Tumbilotohe (Gorontalo): Masyarakat Gorontalo menyalakan ribuan lampu minyak di tanah lapang, halaman rumah, sawah, dan tempat umum tiga hari sebelum Idulfitri. Lampu-lampu ini disusun membentuk simbol-simbol Islam atau perayaan Lebaran, menciptakan pemandangan yang indah dan penuh makna.
- Kirab Obor Bambu (Solo): Di Solo, Jawa Tengah, tradisi kirab obor bambu dilakukan dengan pawai keliling kampung sambil membawa obor yang terbuat dari bambu. Kegiatan ini melibatkan anak-anak dan remaja masjid yang bersama-sama mengumandangkan takbir, menciptakan suasana yang khidmat dan meriah.
Peran Takbiran dalam Masyarakat
Takbiran memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Muslim Indonesia:
- Penguatan Identitas Keagamaan: Melalui takbiran, umat Muslim menegaskan identitas keagamaan mereka dan menunjukkan rasa syukur atas pencapaian ibadah selama Ramadan.
- Pemersatu Masyarakat: Kegiatan takbiran yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat memperkuat solidaritas dan kebersamaan, mengatasi perbedaan sosial dan budaya.
- Pelestarian Budaya: Tradisi takbiran yang diwariskan turun-temurun menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan.
Makna dan Signifikansi Takbiran
Takbiran tidak hanya merupakan ritual keagamaan, tetapi juga mencerminkan kebersamaan dan kekayaan budaya Indonesia.
Takbiran merupakan tradisi yang kaya akan nilai spiritual dan sosial dalam budaya Islam di Indonesia. Melalui berbagai bentuk pelaksanaannya, takbiran tidak hanya menjadi sarana pengagungan kepada Allah, tetapi juga mempererat hubungan antaranggota masyarakat dan melestarikan warisan budaya bangsa.
Melalui berbagai tradisi yang berkembang di setiap daerah, takbiran menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi, memperkuat identitas budaya, dan mengekspresikan rasa syukur serta kegembiraan dalam menyambut hari kemenangan. Perayaan ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai Islam dapat berakulturasi dengan budaya lokal, menciptakan tradisi yang unik dan beragam di seluruh Nusantara.
Sumber ( Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 185./ Telaah Redaksi berbagai Sumber Buku Islam )
Penulis ; Gn/Rn
Editor : Tim GSN



