Topik Trending

Pelaksanaan UN/Foto Wikipedia

Ujian Nasional (UN) telah menjadi salah satu topik paling kontroversial dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sebagai alat evaluasi pendidikan yang telah berlangsung selama beberapa dekade, UN bertujuan untuk mengukur capaian siswa di seluruh negeri. Namun, pelaksanaannya sering kali diwarnai perdebatan mengenai keadilan, relevansi, dan dampaknya terhadap kualitas pendidikan di tanah air.  Mengutip liputan6.com (02/01/2024) Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti berencana akan evaluasi sistem pembelajaran, salah satunya mengenai kembali akan menghadirkan ujian nasional bagi pelajar Indonesia. Sontak Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani berencana akan memanggil Mendikdasmen untuk meminta penjelasan mengenai Ujian dihidupkan kembali Ujian Nasional atau UN bagi pelajar di Indonesia

Awalnya, idealnya UN dirancang untuk memastikan standar pendidikan yang merata di seluruh Indonesia. Melalui UN, pemerintah memiliki data untuk mengevaluasi efektivitas kurikulum, kualitas guru, dan pencapaian siswa. Dengan sistem ini, diharapkan tercipta pendidikan yang lebih kompetitif dan berkualitas.  Masih ada masalah yang mengahntui dunia pendidikan terutama berkaitan dengan pelaksanaan ujian nasional.

1) Tekanan Psikologis pada Siswa. Masayrakat setuju  jika UN kembali dilaksanakan hanya saja hal itu tidak boleh menjadi momok bagi peserta didik Bagi banyak siswa, UN menjadi sumber stres yang signifikan. Tekanan untuk mendapatkan nilai tinggi sering kali menyebabkan siswa mengorbankan waktu istirahat, bermain, hingga kesehatan mental mereka. Banyak yang merasa bahwa hasil UN tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya, melainkan hanya kemampuan menghafal materi.   2) Ketimpangan Fasilitas Pendidikan. Indonesia adalah negara dengan keberagaman geografis yang luas. Sekolah di kota besar umumnya memiliki fasilitas dan akses ke sumber belajar yang lebih baik dibandingkan sekolah di daerah terpencil. Ketimpangan ini membuat UN menjadi tidak adil karena siswa di daerah yang kurang berkembang harus bersaing dengan mereka yang memiliki akses lebih baik.  3) Korupsi dan Kecurangan

Dalam beberapa kasus, pelaksanaan UN diwarnai kecurangan, mulai dari kebocoran soal hingga manipulasi hasil ujian. Hal ini tidak hanya merugikan siswa yang jujur tetapi juga mencoreng tujuan utama UN itu sendiri.  4 )Relevansi di Era Digital . Di era serba digital saat ini, banyak yang mempertanyakan apakah UN masih relevan. Dunia kerja saat ini lebih menghargai keterampilan praktis, kreativitas atau biasa disebut soft skill dan kemampuan berpikir kritis daripada sekadar kemampuan menjawab soal pilihan ganda. 

Alternatif dan Solusi

Beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan ini telah diajukan, termasuk penghapusan UN pada tahun 2021 dan penggantinya dengan Asesmen Nasional. Sistem ini lebih berfokus pada literasi, numerasi, dan survei karakter siswa, yang dianggap lebih relevan untuk masa depan pendidikan. Selain itu, penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil agar siswa di seluruh Indonesia memiliki peluang yang sama. 

UN adalah salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Namun, permasalahan yang mengiringinya menunjukkan perlunya reformasi sistem evaluasi pendidikan. Dengan fokus pada pendekatan yang lebih inklusif, adil, dan relevan, diharapkan pendidikan Indonesia mampu melahirkan generasi muda yang siap menghadapi kompetisi global. 

UN adalah instrumen penting untuk mengukur kualitas pendidikan di Indonesia, tetapi penggunaannya perlu diarahkan dengan bijak. Tidak lagi menjadikannya sebagai syarat kelulusan adalah langkah yang baik, tetapi perlu ada strategi untuk menjaga semangat belajar siswa. Dengan pendekatan yang lebih holistik, pendidikan Indonesia dapat menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh dan berintegritas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share Article: